Hubungan Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru


Hubungan Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru

apa hubungan perjanjian lama dan perjanjian baru

Daftar Isi

1. apa hubungan perjanjian lama dan perjanjian baru


terdapat hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yaitu sebagai berikut: 

1.Hubungan tersebut dapat dilihat dalam sejarah umat Allah dan cara Allah berurusan dengan manusia.
2.Terdapat kutipan dalam Perjanjian Baru yang diambil dari Perjanjian Lama
3.Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama-sama menggunakan tema-tema teologis yang penting seperti pemerintahan Allah, umat Allah, pengalaman keluar dari perbudakan, perjanjian, Kerajaan Allah, ciptaan dan ciptaan baru serta masih banyak lagi.
4.Secara terbatas tipologi menguatkan bahwa terdapatnya hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
5.Adanya kategori janji dan penggenapan yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, hal ini memperlihatkan bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tak terpisahkan.

maaf klo salah

2. Jelaskan peredaran hubungan antara Allah dan manusia dalam Perjanjian Lama dan perjanjian baru​


allah adalah yg mencipta kan segala yg mungkin tetapi manusia hanya menciptakan apa yg mampu mereka ciptakan,allah ingin kan manusia tetap harus shalat dalam lima waktu,dan allah juga memaaf kan umat yg bersalah

3. apa hubungan kitab suci perjanjian lama dengan kitab suci perjanjian baru


perjanjian baru
-KGK 124    “Sabda Allah, yang merupakan kekuatan Allah demi keselamatan semua orang yang beriman (lih. Rm 1:16), dalam kitab-kitab Perjanjian Baru disajikan secara istimewa dan memperlihatkan daya kekuatannya” (DV 17). Tulisan-tulisan tersebut memberi kepada kita kebenaran definitif wahyu ilahi. Tema sentralnya ialah Yesus Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, karya-Nya, ajaran-Nya, kesengsaraan-Nya, dan pemuliaan-Nya begitu pula awal mula Gereja di bawah bimbingan Roh Kudus (Bdk. DV 20)

KGK 125    Injil-injil merupakan jantung hati semua tulisan sebagai “kesaksian utama tentang hidup dan ajaran Sabda Yang Menjadi Daging, Penyelamat kita” (DV 18).

KGK 126    Dalam penyusunan Injil-injil dapat kita bedakan tiga tahap:

1. Kehidupan dan kegiatan mengajar Yesus. Bunda Gereja kudus tetap mempertahankan dengan teguh dan sangat kokoh, bahwa keempat Injil “yang sifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Putera Allah selama hidup-Nya di antara manusia sungguh telah dikerjakan dan diajarkan demi keselamatan kekal mereka, sampai hari Ia diangkat (lih. Kis 1:1-2)” (DV 19).
2. Tradisi lisan. “Sesudah kenaikan Tuhan para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh, yang mereka peroleh karena dididik oleh peristiwa-peristiwa mulia Kristus dan oleh terang Roh kebenaran” (DV 19).
3. Penulisan Injil-Injil. “Adapun penulis suci mengarang keempat Injil dengan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lisan atau tertulis; beberapa hal mereka susun secara agak sintetis, atau mereka uraikan dengan memperhatikan keadaan Gereja-Gereja; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus” (DV 19).

KGK 127    Injil berganda empat itu menduduki tempat istimewa di dalam Gereja. Ini dibuktikan oleh penghormatan terhadapnya di dalam liturgi dan daya tarik yang tidak ada bandingnya, yang mempengaruhi orang kudus dari setiap zaman. “Tidak ada satu ajaran yang lebih baik, lebih bernilai dan lebih indah daripada teks Injil. Lihatlah dan peganglah teguh, apa yang tuan dan guru kita Kristus ajarkan dalam kata-kata-Nya dan lakukan dalam karya-karya-Nya” (Sesaria Muda).”Terutama Injil sangat mengesankan bagi saya sewaktu saya melakukan doa batin; di dalamnya saya menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh jiwa saya yang lemah ini. Di dalamnya saya selalu menemukan pandangan baru, dan makna yang tersembunyi dari penuh rahasia” (Teresia dari Anak Yesus. ms autob. A 83v).

3. Kesatuan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

KGK 128    Sudah sejak zaman para Rasul (Bdk. 1Kor 10:6,11; Ibr 10:1; 1Ptr 3:21) rencana ilahi dalam kedua Perjanjian itu dijelaskan oleh Gereja melalui tipologi. Penafsiran macam ini menemukan dalam karya Tuhan dalam Perjanjian Lama “Prabentuk” (tipologi) dari apa yang dilaksanakan Tuhan dalam kepenuhan waktu dalam pribadi Sabda-Nya yang menjadi manusia.

KGK 129    Jadi umat Kristen membaca Perjanjian Lama dalam terang Kristus yang telah wafat dan bangkit. Pembacaan tipologis ini menyingkapkan kekayaan Perjanjian Lama yang tidak terbatas. Tetapi tidak boleh dilupakan, bahwa Perjanjian Lama memiliki nilai wahyu tersendiri yang Tuhan kita sendiri telah nyatakan tentangnya (Bdk. Mrk 12:29-31). Selain itu Perjanjian Baru juga perlu dibaca dalam cahaya Perjanjian Lama. Katekese perdana Kristen selalu menggunakan Perjanjian Lama (Bdk. 1 Kor 5:6- 8; 10:1-11). Sesuai dengan sebuah semboyan lama Perjanjian Baru terselubung dalam Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama tersingkap dalam Perjanjian Baru: “Novum in Vetere latet et in Novo Vetus patet” (Agustinus, Hept. 2,73, Bdk. DV 16).

KGK 130    Tipologi berarti adanya perkembangan rencana ilahi ke arah pemenuhannya, sampai akhirnya “Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Kor 15:28). Umpamanya panggilan para bapa bangsa dan keluaran dari Mesir tidak kehilangan nilai sendiri dalam rencana Allah, karena mereka juga merupakan tahap-tahap sementara di dalam rencana itu.

Jadi Gereja tidak pernah mengatakan bahwa Perjanjian Lama telah dibatalkan. Demikian pula, Perjanjian Baru bukan semata-mata tambahan yang tidak ada kaitannya dengan Perjanjian Lama, dan juga bukan semata-mata revisi yang membatalkan semua Perjanjian Lama. Sebaliknya, apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama adalah prabentuk/ tipologi dari apa yang kemudian digenapi oleh Kristus dalam Perjanjian Baru. Dalam artian inilah maka Kristus mengatakan bahwa “satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat 5:18).


4. Apa yang di lakukan allah dalam perjanjian lama sebagai inisiatif untuk memulai hubungan baru dengan manusia dan alam


dengan memberi syurga dan neraka


5. hubungan antara kehidupan kelompok yang satu dengan kelompok yg lainnya melahirkan suatu... a. pandangan hidup bangsa b. perjanjian baru c. bertambahnya kelompok baru d. konflik internal


Menerut gua sih yang D. Konflik internal

6. hubungan antara kehidupan kelompok yang satu dengan kelompok yg lainnya melahirkan suatu... a. pandangan hidup bangsa b. perjanjian baru c. bertambahnya kelompok baru d. konflik internal


c. bertambahnya kelompok baru...


semoga membantu...

7. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi Gobalisasi Budaya adalah dengan…. A: Mengadakan hubungan kerjasama antar negara B: mengadakan berbagai macam pameran, seminar, lomba kebudayaan C: mengadakan perjanjian dengan Negara-negara lain D: menutup diri terhadap kebudayaan baru


Jawaban:

B. mengadakan berbagai macam pameran.seminar,lomba kebudayaan


8. Dalam perjanjian baru, keluarga menggambarkan hubungan kristus dengan


pembaptisan yang dilakukan untuk mereka yang masuk kristus.

9. Apa yang dilakukan Allah dalam perjanjian lama sebagai inisiatif untuk memulai hubungan baru dengan manusia dan alam ?​


Jawaban:

Apa yang dilakukan Allah dalam perjanjian lama sebagai inisiatif untuk memulai hubungan baru dengan manusia dan alam ? adalah perjanjian dengan memberikan surga atau neraka. karna keselamatan manusia itu tergantung dengan perbuatannya. allah swt.sudah memberikan kesempatan jadi diri kita aja memilih jalur mana.

maaf jika salah semoga membantu


10. Istilah lain dari perjanjian internasional adalah modus vivendi yaitu bentuk perjanjian sementara antara dua negara atau lebih sampai berhasil diwujudkannya perjanjian yang memiliki persamaan,terinci,dan sistematis. Modus vivendi lahir karena adanya. A. Negara yang memperluas hubungan kerjasama B. Suatu negara yang sedang bersengketa C. Perjanjian yang baru dirintis D. Peningkatan status diplomatik E. Pemulihan hubungan diplomatik yang sedang putus.


Jawaban:

A.negara yang memperluas hubungan kerjasamanya


11. Tempat ibadah dalam perjanjian lama disebut bait allah. ada pemisah yang jelas antara ruang umat dan ruang para imam yang menjadi penghubung antara umat dan allah. namun dalam perjanjian baru umat percaya dapat langsung bertemu dengan allah karena


Penjelasan:

Allah sendiri adalah imam besar Agung dan Karena Penyelamatan dari Tuhanlah kita layak bisa berkomunikasi dengan Tuhan


12. Globalisasi yang menjadikan informasi bergerak bebas serta manusia leluasa berhubungan menjadikan batas - batas negara.. a.penataan ulang melalui perjanjian baru b.makin jelas dan sulit di tembus c. harus ditentukan melalui kerjasama d.seolah - olah kabur dan tidak berarti


seolah* kabur dan tidak brartib. makin jelas dan sulit di tembus


13. istilah lain dari perjanjian internasional adalah modus vivendi yaitu bentuk perjanjian sementara antara dua negara atau lebih sampai berhasil diwujudkan perjanjian yang memiliki persamaan terinci dan sistematis modus vivendi lahir karena adanyaa. negara yg memperluas hubungan kerja samab. suatu negara yg sedang bersengketac. perjanjian yg baru di rintisd. peningkatan status diplomatike. pemulihan hubungan diplomatik yg sedang putus​


Jawaban:

a. negara yg memperluas hubungan kerja sama


14. globalisasi yang menjadikan informasi bergerak bebas serta manusia leluasa berhubungan menjadikan batas - batas negara.. a.penataan ulang melalui perjanjian baru b.makin jelas dan sulit di tembus c. harus ditentukan melalui kerjasama d.seolah - olah kabur dan tidak berarti


c.harus ditetntukan melalui kerjasama

15. 1.ada 2 fungsi tradisi dalam gereja,yaitu? 2.contoh contoh tradisi dalam gereja katolik,yaitu? 3.apa hubungan antara kitab suci perjanjian baru dan tradisi dalam gereja!


1) - menyembah Tuhan Yesus
- mendekatkan diri kepada Tuhan
2)-salam maria
- doa syukur aku
- air suci
3) -

16. Tempat ibadah dalam Perjanjian Lama (PL) disebut Bait Allah. Ada pemisah yang jelas antara ruang umat dengan ruang para imam yang menjadi penghubung antara umat dengan Allah. Namun, dalam Perjanjian Baru (PB) umat percaya dapat langsung bertemu dan Allah karena ...​


Jawaban:

karna umat Allah meyakini keberadaannya seperti yg tertera dalam rukun iman Islam yg pertama


17. hubungan antara kehidupan kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya melahirkan suatua)pandangan hidup bangsab)perjanjian baruc)bertambahnya kelompok barud)konflik internal


c.) bertambahnya kelompok baru

18. 21. Syarat yang dipilih kaum kafir Quraisysebagai konsekuensi dari pelanggaranPerjanjian Hudaibiyah adalah ....a. kaum Quraisy membayar uangb. kaum Quraisy menyatakan perjanjian Hudaibiyah tidak berlaku lagic. kaum muslimin dan kaum Quraisy melakukan pembaruan Perjanjian Hudaibiyahd. kaum muslimin dan kaum Quraisymemutuskan hubungan persekutuan nyaplease bantuin ya jangan ngasal ​


Jawaban:

C

Keterangan:

Maaf bila salah :)


19. MAPEL: AGAMA KRISTENSebutkan 4 hal perjanjian Allah tentang pembaruan hubungan Allah dan manusia ​


Jawaban:

Surah Al-A'raf ayat 172 menjadi pengingat kepada setiap insan bahwa sejatinya kita memiliki janji dengan Allah Swt yang pasti pernah dilupakan.

Wa idz akhadza rabbuka mim banii aadama min dzuhuurihim dzurriyyatahum wa asy-hadahum 'alaa anfusihim, a lastu birabbikum, qaaluu balaa syahidnaa, an taquuluu yaumal-qiyaamati innaa kunnaa 'an haadzaa ghaafiliin

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)." (QS. Al-A'raf: 172).

Ayat di atas, memberikan sebuah informasi kepada setiap manusia bahwa kita pernah bersaksi kepada Allah. Akan tetapi, kesaksian saat dalam kandungan sebelum lahir ke dunia tersebut pasti dilupakan sehingga wajar jika setiap manusia memiliki keyakinan yang berbeda-beda.

Dari kesaksian tersebut, pada hakikatnya kita pernah berikrar untuk menuhankan Allah (tiada Tuhan selain Allah), berjanji untuk tidak menyekutukan-Nya, tidak meminta kepada selain-Nya dan berbagai konsekuensi lainnya.

Sayangnya, masing-masing dari kita setelah lahir ke dunia akan lupa dengan perjanjian tersebut, dan inilah watak asli manusia sebagai tempatnya salah dan lupa.

Adapun diutusnya para Nabi dan Rasul ke dunia ini menurut para ahli tafsir adalah untuk mengingatkan janji itu agar manusia tidak tersesat.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra dikatakan, "Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya. Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu.” (HR. Tirmidzi).

Sementara itu, latar belakang orangtua juga menjadi faktor lupa atau ingatnya manusia terhadap janjinya kepada Allah Swt.

Dikatakan dalam sebuah hadis, "Setiap anak yang lahir, dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Baihaqi dan Thabrani).

Dengan demikian, Surah Al-A'raf ayat 172 di atas membuktikan betapa dahsyatnya penciptaan manusia oleh Allah Swt. Kita tentu tidak menyadarinya kalau sebenarnya saat masih dalam kandungan, kita berkomunikasi dengan Zat yang Maha Menciptakan.

Penjelasan:

Mapel : Agama Kristen

Kelas : 10 SMA

Tema : Perjanjian Allah Kepada Manusia


20. 1.siapakah yang dimaksudkan imam besar dalam perjanjian baru?2.ceritakanlah peristiwa terkoyaknya tirai pemisah di bait Allah tuliskan makna rohaninya bagi pertumbuhan iman Kristen?3.jelaskan dengan kata-katamu sendiri arti dari firman Tuhan dalam Roma 12 ayat 14.apa yang menjadi perbedaan antara ibadah dalam perjanjian lama dan perjanjian baru?5. apa makna penting yang kamu dapat dari peristiwa ditiadakannya pemisah dalam menjalin hubungan dengan Allah?pliiiiissss.... di jawaaaabbbbb.....​


Jawaban:

1. yaitu Yesus, Anak Allah,

2. Ketika Yesus hidup di bumi, Bait Suci di Yerusalem merupakan pusat dari ritual agama Yudaisme. Bait ini adalah tempat dilakukannya pengorbanan hewan dan ibadah sesuai dengan hukum Musa, yang saat itu benar-benar ditaati dengan setia. Surat Ibrani 9:1-9 menjelaskan kalau di dalam Bait Suci terdapat tirai yang memisahkan Ruang Maha Kudus – tempat berdiamnya hadirat Allah di dunia ini – dari ruangan lainnya yang merupakan tempat berdiamnya manusia.

3. 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, f supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan g yang hidup 1 , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa h dengan dunia i ini, tetapi berubahlah 2 oleh pembaharuan budimu, j sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak k Allah: apa yang baik, yang berkenan l kepada Allah dan yang sempurna.

4. Salah satu perbedaan utama antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah bahwa Anda dapat menemukan deskripsi terperinci tentang orang-orang Yahudi hanya di Perjanjian Lama sedangkan Perjanjian Baru hanya memberikan deskripsi yang samar tentang orang-orang Yahudi dan adat istiadat mereka.

5. kita harus bersyukur


Video Terkait


Post a Comment

Previous Post Next Post

Formulir Kontak